PRAKTISI PUBLIC RELATIONS

Senin, 19 November 2012


            Para praktisi PR memiliki beberapa penyebutan sehingga membuat perhitungan menjadi sulit di AS apalagi disluruh dunia. Secara umum mereka bekerja di daerah kota-kota besar. Beberapa profesi baru telah lahir; yang lainnya menjadi makin profesional. Universitas menjadi titik masuk utama untuk profesi-profesi ini. Dalam kenyataannya, sebuah profesi mendapatkan identitasnya dengan menjadikan universitas sebagai pintu masuknya. Program pengembangan keahlian ini –kini dipandang sebagai aspek penting untuk mempertahankan keahilian dan pengetahuan yang tinggi –telah menarik banyak praktisi yang sudah bekerja. Banyak manajer atau pemilik perusahaan mencari mereka yang pernah menempuh pendidikan tertentu selain pendidikan PR.
            Survei gaji biasanya menunjukkan bahwa gaji tertinggi lebih banyak diterima oleh praktisi yang bekerja untuk perusahaan, terutama dibidang industri dan manufaktur.hubungan antara gender dan gaji secara statistik adalah tidak signifikan. Setelah memeriksa pengaruh pengalaman profesional, peran manajer dan partisipasi pembuatan keputusan. [yang] menunjukkan bahwa pola diskriminasi gender dan segregasi peran gender mungkin sudah hilang dibidang PR.
            Beberapa kalangan mendeskripsikan kerja PR dengan menyusun daftar bagian-bagian khusus dari fungsi PR; hubungan media, hubungan investor, hubungan masyarakat, hubungan karyawan, dan sebagainya. Berikut sepuluh kategori yang meringkaskan apa yang dilakukan spesialis PR di tempat kerja:
1.      Menulis dan mengedit
2.      Hubungan media dan penempatan media
3.      Riset
4.      Manajemen dan administrasi
5.      Konseling
6.      Acara spesial; mengatur dan  mengelola konferensi pers.
7.      Pidato
8.      Produksi
9.      Training
10.  Kontak; penghubung
Meskipun berada diurutan terakhir, yakni tugas “menjalin hubungan baik dengan orang lain” namun tugas inilah yang pertama kali dikaitkan dengan PR.
            Ada empat peran utama PR yang mendeskripsikan sebagian besar praktik mereka. Akan tetapi kadang-kadang praktisi melakukan semua peran ini dan peran lainnya dalam tingkat yang berbeda-beda, meskipun ada peran domunan dalam pekerjaan mereka sehari-hari dan dalam cara mereka berhadapan dengan orang lain.
1.      Teknisi komunikasi
2.      Expert prescriber
3.      Fasilitator komunikasi
4.      Fasilitator pemecah masalah
Temuan riset menunjukkan bahwa para praktisi memainkan beberapa peran, tetapi dari waktu kewaktu ada satu peran yang dominan. Denagn kata lain, praktisi yang memainkan peran dominan sebagai expert prescriber, fasilitator komunikasi, dan fasilitator pemecah masalah juga cenderung bermain didua peran lainnya. Korelasi yang tinggi antara ketiga peran itu menunjukkan bahwa ketiganya membentuk satu peran tunggal yang kompleks yang berbeda dengan peran teknisi komunikasi. Karenanya, ada dua peran dominan yang muncul dalam praktik; teknisi PR dan manajer PR.
Riset menunjukkan bahwa tipe pengumpulan informasi akan membantu praktisi untuk bergeser ke peran manajemen. Secara sederhaan dapat dikatakan bahwa praktisi yang terbiasa bekerja dalam peran teknisi mungkin tidak mampu menyesuaikan diri dengan peran manajer strategis.
Studi terhadap wanita dalam PR secara historis menunjukkan adanya kesenjangan gaji dan adanya “diskriminasi” (glass ceiling) dalam hal promosi ke posisi manajemen. Wanita-wanita dibidang PR telah berjuang untuk membuat terobosan dan membongkar diskriminasi ini dan berkat jasa para sarjana feminis yang menjelaskan dan mendokumentasikan proses dan efek dari diskriminasi gender.
Survei atas tnaga kerja dibidang PR menunjukkan bahwa orang kulit berwarna sangat sedikit yang bekerja dibidang ini. Tren demografis dan meningkatkan kekuatan pasar dari minoritas ini akan memperbesar kehadiran mereka ditahun-tahun mendatang.globalisasi juga meningkatkan permintaan akan praktisi yang ahli yang mampu menjembatani perbedaan kultural dan komunikasi.

0 komentar:

Posting Komentar