Public Opinion

Sabtu, 13 April 2013



Public Opinion
Tugas public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap yang menguntungkan perusahaan atau instansi. Yakni mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap tindakan dan kebijakan perusahaan atau instansinya. Penciptaan pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan atau mendukung lembaga sosial, ekonomi dan politik adalah tujuan utama public relations. Opini publik atau pendapat umum (public opinion) mempunyai kedudukan yang penting dalam kegiatan penerangan dan public relations. Oleh karena itu perlu diketahui beberapa hal tentang pengaruh dan sifat-sifat pendapat umum.
Opini publik adalah hal yang selalu dan pasti akan terus terjadi selama ada hal yang dapat dikomentari atau menjadi bahan publik. Opini publik tak ubahnya seperti satu sisi uang logam dengan sisi lainnya adalah peristiwa. Berarti opini publik terjadi juga dalam segala hal/peristiwa. Misalnya, dalam hal perdagangan, harga naik, orang mengeluh dan bisa tidak jadi membeli, sebaliknya harga turun, orang bergembira dan bisa membeli lagi bahkan dalamjumlah yang banyak. Hal itu membuktikan bahwa opini publik mempunyai dampak tersendiri yang mempengaruhi person (seseorang) dalam menilai suatu hal.

Dampak dari opini publik tidak hanya mempengaruhi tindakan seseorang dalam jual beli tapi juga dapat membentuk cerita/ideologi/nilai yang tertanam pada masyarakat hingga turun temurun, seperti mitos, ideologi dan utopia. Pengaruh besar yang ditimbulkan oleh opini publik haruslah dapat dikontrol jika tidak ingin terjadi hal di luar keinginan. Atas dasar itulah seorang Public Relations (PR) yang bekerja membentuk citra haruslah mempunyai pengetahuan tentang opini publik.
PENGERTIAN OPINI PUBLIK
Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pedapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.
Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial di mana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru.
Opini publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yakni opinari dan publicus. Opinari berarti berpikir atau menduga. Kata opinion sendiri mengandung akar kata onis yang berarti harapan. Kata opinion sendiri dalam Bahasa Inggris berhubungan erat dengan kata option dan hope, yang berasal dari Bahasa Latin optio yang artinya pilihan atau harapan. Sedangkan kata pulicus mempunyai arti milik masyarakat luas. Dengan demikian, hubungan antara kedua kata ini, “Opini Publik” menyangkut hal seperti dugaan, perkiraan, harapan dan pilihan yang dilakukan orang banyak.
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap serta kesetiaan.
Memahami opini seseorang, apalagi opini publik, bukanlah sesuatu yang sederhana. Haruslah dipahami opini yang sedang beredar di segmen publiknya. Opini sendiri memiliki kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). lebih lanjut, opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yaitu belief (kepercayaan tentang sesuatu), attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang), dan perception (persepsi).
Opini bisa berkembang menjadi luas, menjadi “milik suatu segmen masyarakat”. Opini yang terkristal menjadi luas ini disebut opini publik. Untuk berkembang menjadi opini publik, opini-opini tersebut melewati sejumlah dimensi, yaitu waktu, cakukpan (luasnya publik), pengalaman masa lalu audience, media massa dan tokoh.
Akar opini sebenarnya adalah persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor-faktor seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, serta berita-berita yang berkembang.
Interpretasi seseorang akan melahirkan pendirian. Pendirian adalah apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Pendirian sering disebut juga sikap, merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang.
Setelah memahami mengenai terbentuknya persepsi, pendirian dan opini; kita dapat menyimpulkan bahwa opini tidaklah terbentuk secara langsung dengan sendirinya. Opini publik harus dibentuk oleh suatu perusahaan atau instansi.
Sedangkan menurut beberapa ahli, opini publik (pendapat umum) ini memiliki beberapa definisi. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  1.       Prof. W. Doob, dalam bukunya Public Opinion and Propaganda; Pendapat umum ini menunjukkan sikap orang-orang menjadi anggota dari satu golongan sosial terhadap suatu soal.
  2.       Prof. Karterhood, dalam bukunya Dictionary of Educations; Pendapat rata-rata atau persesuaian pendapat antara orang-orang dari suatu golongan sosial tentang masalah-masalah atau hal-hal kemasyarakatan.
  3.       William Albig, dalam bukunya Modern Public Opinion; Pendapat publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah.
  4.       Leonard W Doob, dalam bukunya Public Opinion (1948); Opini publik menyangkut sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Beliau juga menyebutkan bahwa yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula.
  5.       Ferdinand Tonnies; Beliau mengatakan ada tiga tahap opini publik dalam perkembangannya yaitu die luftartige, die flussige dan die feste. Opini publik luftartig adalah opini publik laksana uap di mana tahap perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuk yang nyata. Opini publik flussig mempunyai sifat-sifat seperti air, opini publik ini sudah mempunyai bentuk yang nyata akan tetapi masih dapat dialirkan menurut saluran yang kita kehendaki, sedangkan opini publik festig adalah opini publik yang sudah kuat, tidak mudah berubah.
  6.       Adinegoro; Beliau menyebutkan bahwa opini publik adalah ratu dunia. Hal itu benar karena opini publik dapat mendorong dukungan (social support). Beliau mendefinisikan opini publik dalam poin-poin sebagai berikut: (a) tidak ada organisasinya, (b) tidak ada pemimpinnya, (c) pendukung opini publik tidak saling mengenal atau anonym, (d) tidak mengenal pembagian kerja, (e) tidak dapat bergerak dengan cepat, dan (f) dapat meledak / pecah dengan dipancing suatu peristiwa. Lalu kenapa opini publik diperhatikan terutama dalam pemerintahan: (1) opini publik itu tidak bertanggung jawab kepada masyarakat, (2) opnini publik meskipun berdasarkan suatu diskusi sosial akan tetapi tidak berdasar pada pemikiran yang cukup masak, dan (3) biasanya opini publik dalam melakukan tindakan secara spontan sehingga kurang berpikir jauh ke depan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan di bawah ini:
  1.       Pendapat umum adalah pendapat rata-rata kelompok tertentu tentang sesuatu hal yang penting
  2.       Pendapat umum adalah suatu campuran yang terdiri dari berbagai macam pikiran, kepercayaan, paham, anggapan, hasrat dan keinginan
  3.       Karena pendapat umum ini adalah campuran dari berbagai pendapat dan pikiran, itu pun sering berubah-ubah, maka pendapat umum tersebut pada dasarnya bersifat amorph (tak berbentuk) atau tidak merupakan suatu yang baku, tapi sering berubah-ubah.
DAMPAK OPINI PUBLIK
Opini Publik terjadi akibat persepsi-persepsi yang timbul dan kemudian berkembang. Karena opini publik bukan organisasi dan tidak ada pemimpinnya maka opini publik tidak bisa dikendalikan, pasti selalu ada pro dan kontra. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang kemudian menjadi dampak di masyarakat.
Dampak opini publik bisa positif bisa negatif bagi masyarakat. Dampak negatifnya adalah menyebarluasnya desas-desus akan sesuatu hal tanpa bukti akibat opini publik. Contohnya, supersemar yang sampai sekarang masih tidak jelas apakah benar-benar ada atau hanya rekayasa politik saja. Dampak positifnya seperti misalnya menyebarluasnya berita baik seeseorang akibat opini publik yang dapat meningkatkan prestise orang yang diberitakan.
Sebagian dari dampak opini publik yang banyak adalah terbentuknya mitos, ideologi dan utopia. Opini masyarakat kebanyakan yang lama-lama seakan telah menempel pada kehidupan masyarakat dan bertahan lama hingga sekarang. Mitos di Indonesia banyak yang menyuguhkan bukti yang dikait-kaitkan pada cerita. Misalnya, Gunung Tangkuban Perahu yang dianggap menjadi bukti dari cerita Sangkuriang. Ideologi di Indonesia adalah pancasila yang dihasilkan dari pemikiran panjang setelah melihat dan mengenali keadaan bangsa. Utopia adalah harapan-harapan yang indah-indah yang dianggap seperti surga bagi manusia. Diperkirakan opini dan istilah ini muncul dari harapan-harapan masyarakat akan kedamaian di dunia yang hingga kini belum tercapai di dunia.
PRINSIP-PRINSIP OPINI PUBLIK
Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi empat kategori:
  1.        Pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini
  2.        Penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan
  3.       Deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik
  4.       Kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.
SYARAT-SYARAT OPINI PUBLIK
Tumbuhnya opini publik yang baik, sehat dan tepat memerlukan beberapa syarat berikut ini:
  1.       Harus ada kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat/perasaan serta kebebasan pers
  2.       Minat rakyat terhadap soal-soal pemerintahan cukup besar
  3.       Pendidikan politik yang cukup tinggi sudah dimiliki rakyat
  4.       Kesediaan masyarakat mengutamakan kehendah atau kepentingan bersama
Alat-alat yang biasa digunakan untukmembentuk opini publik adalah pers, organisasi politik, dan organisasi non-politik. Cara-cara untuk mengukur opini publik dapat dilakukan dengan:
  1.        Polling; pengumpulan suara/pendapat masyarakat secara lisan atau tertulis
  2.        Attitude scales; dilakukan dengan maksud menetapkan bebera banyak orang yang setuju atau tidak setuju mengenai suatu masalah
  3.       Interview; yang bersifat umum atau terbuka
  4.       Tulisan-tulisan dalam surat kabar yang mengemukakan pendapatnya dengan maksud memancing timbulnya reaksi yang berwujud tulisan balasan dari pihak lain. Dari tulisan balasan tersebut diambil kecenderungan opini publik.
KEMAMPUAN OPINI PUBLIK
Dari definisi dan sifat-sifat opini publik di atas, dapat dikemukakan bahwa:
  1.       Peristiwa-peristiwa yang bersifat luar biasa dapat mengubah opini publik seketika. Opini publik tersebut tidak akan stabil sebelum peristiwa ini menunjukkan perkembangan yang jelas
  2.       Opini publik sangat peka terhadap berbagai peristiwa penting
  3.       Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwanya dari pada oleh kata-kata, kecuali jika kata-kata itu sendiri merupakan suatu peristiwa
  4.       Pernyataan lisan dan tindakan penanggulangan hanya bisa dilakukan pada saat opini belum terbentuk dan pada waktu orang-orang masih dalam keadaan bimbang dan mencari keterangan dari sumber yang dapat dipercaya
  5.       Pada umumnya, opini publik tidak mendahului kejadian tetapi hanya bereaksi terhadap kejadian atau keadaan
  6.       Opini mudah berubah, kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar bersangkutan atau jika opini yang dibangkitkan oleh kata-kata diperkuat oleh peristiwa nyata
  7.       Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi. Berbagai peristiwa, kata-kata dan hal-hal lain mempengaruhi opini bila ada hubungannnya dengan kepentingan pribadi, dll.
  8.       Jika kepentingan pribadi sudah tersangkut, maka tidaklah mudah untuk mengubah opini publik
  9.       Bila kepentingan pribadi sudah tersangkut, maka opini publik dalam negara demokrasi cenderung untuk mendahului atau bahkan mendikte kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang
  10.       Jika suatu opini didukung oleh mayoritas yang tidak begitu kuat, atau jika opini tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat, maka peristiwa berikutnya mudah mengubah opini dan arah penerimaanya
  11.       Pada saat-saat kritis, setiap orang menjadi lebih peka terhadap kemampuan pemimpinannya dan apabila mereka mempunyai kepercayaan terhadapnya, maka mereka akan bersedia untuk memberikan lebih banyak tanggung jawab kepadanya dari pada biasanya. Tetapi apabila kepercayaana mereka itu berkurang, maka toleransi mereka pun akan berkurang dari biasanya
  12.       Masyarakat biasanya segan untuk menentang keputusan yang telah diambil oleh pimpinannya dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka merasa diikutsertakan dalam pengambilan keputusan tersebut
  13.       Membentuk opini tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan suatu tujuan tertentu lebih mudah dari pada membentuk opini mengenai metode-metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
  14.       Opini publik, sama halnya dengan opini pribadi, mengandung suatu keinginan. Apabila opini itu hanya didasarkan pada keinginan saja, bukan pada suatu penerangan, maka hal itu cenderung untuk menunjukkan perhatian yang besar sekali pada suatu peristiwa
  15.       Semakin luas pengetahuan masyarakat tentang perkembangan kejadian dan gagasan mengenai kepentingannya sendiri, mereka semakin cenderung untuk melontarkan opini yang lebih ojektif
MENGUBAH DAN MEMBENTUK OPINI PUBLIK
Perubahan opini publik harus dititikberatkan pada prinsip-prinsip psikologis. Berdasarkan pengalaman, tindakan yang perlu ditambahkan adalah:
  1.       Hindari perdebatan atau pertentangan terbuka
  2.       Hendaknya mengemukakan fakta-fakta
  3.       Pernyataan harus positif
Sedangkan usaha-usaha untuk mempengaruhi opini, mengubah sikap dan tingkah laku publik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1.       Coersif (memaksa); yaitu suatu tindakan yang bersifat memaksa yang dapat dilakukan dengan teror, pemerasan, boikot, menerapkan kekuasaan, dan cara-cara lain yang dapat menekan batin dan menegangkan jiwa sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan publik.
  2.       Persuasif; yaitu suatu tindakan yang menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang informatif. Komunikasi yang bersifat persuasif baik yang dilakukan secara lisan (pidato, ceramah, propaganda, dsb), maupun tertulis menggunakan gambar-gambar, isyarat, tanda-tanda dan sebagainya memerlukan pengetahuan serta  persiapan matang


DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan; Serta Aplikasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Kasali, Renaldi. 2003. Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Rahmadi, F. 1996. public Relations dalam Teori dan Praktek; Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://zizer.wordpress.com/2009/12/08/public-opinion-opini-publik/

0 komentar:

Posting Komentar