Menurut Judy C. Pearson (1983) karakteristik dalam
Komunikasi Interpersonal ada lima, yaitu :
1.
Komunikasi
Interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self);
2.
Komunikasi
Interpersonal bersifat transaksional;
3.
Komunikasi
Interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi;
4.
Komunikasi
Interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya
dalam proses berkomunikasi;
5.
Komunikasi
Interpersonal tidak dapat diubah atau pun di ulang.
A.
Myself
Communication
Artinya Komunikasi Interpersonal
dimulai dari dalam diri pribadi atau diri sendiri. Dalam hal ini awal dari
proses komunikasi adalah persepsi. Seperti telah dibicarakan pada Bab IV di
muka bahwa persepsi
bukan sekedar rekaman atas objek yang yang telah
terstimulasikan pada otak manusia tetapi otak manusia itu tidak seperti
komputer yang mengolah input sebagaimana data adanya. Persepsi sangat
dipengaruhi kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang
budaya, yang semuanya menentukan interprestasi orang pada sensasi. Sering kali
kita mempersepsikan sesuatu secara subjektif padahal belum tentu benar. Contoh
: orang berambut gondrong dianggap berandal (padahal belum tentu).Proses psikologis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Komunikasi Interpersonal. Hal ini terjadi karena dalam Komunikasi Interpersonal kita mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita, diri orang lain, dan hubungan yang terjadi.
Menurut Fisher (1987) ada tiga persoalan yang dapat muncul dalam proses pemahaman oleh individu (proses intrapribadi), yaitu :
1.
Munculnya
respons individu terbatas pada setelah kegiatan komunikasi;
2.
Ingatan
atau persepsi individu dapat berubah setelah suatu tindakan komunikasi;
3.
Individu
sering mencampuradukan hubungan antarpribadi dengan respons emosional mereka.
Selanjutnya Fisher (1987) juga
mengungkapkan bahwa dalam Komunikasi Interpersonal , masing-masing individu
secara simultan akan menggunakan tiga tataran yang berbeda :
1.
Pandangan
kita mengenai diri kita sendiri disebut persepsi
2.
Pandangan
kita mengenai diri orang lain disebut metapersepsi
3.
Pandangan
kita mengenai pandangan orang lain tentang kita disebut metametapersepsi
Dalam Komunikasi Interpersonal
memahami diri pribadi merupakan suatu syarat yang mendasar. Diri pribadi
biasanya menjadi pusat dari proses komunikasi dan dengan memahami diri pribadi,
kita akan lebih mudah memahami komunikasi yang kita lakukan. Mempertanyakan
siapa diri kita. Bagaimana diri kita
Upaya kita untuk memahami diri
pribadi ini disebut persepsi, dimana melalui indera yang dimiliki, kita
menangkap informasi atas objek tertentu. Melalui alat pikir dan logika, kita
mempresentasikan informasi yang telah kita peroleh melalui penginderaan. Proses
ini memiliki subjektivitas tinggi dan beberapa kelemahan didalamnya.
Sifat-sifat persepsi, yaitu :
Pengalaman;
Selektif;
Penyimpulan;
Tidak akurat;
Evaluatif.
Sedangkan elemen-elemen dari persepsi, yaitu :
Sensasi/penginderaanØ
HarapanØ
Bentuk dan latar belakangØ
PerbandinganØ
Konteks.Ø
Dari elemen-elemen tersebut di atas kita akan menemukan pola, yaitu bentuk pengorganisasian yang menciptakan suatu kesatuan yang utuh.
Komunikasi Interpersonal yang efektif mensyaratkan kita untuk lebih memahami orang lain. Memahami orang lain ini ditujukan untuk :
o Mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction); dan
o Perbandingan sosial (social comparison).
Kedua hal tersebut di atas terutama dalam hal orang yang baru saling mengenal.
Dalam proses mempersepsi orang lain mencakup :
1) Implicit personality theory, mengasumsikan kita sebagai psikolog amatir yang menggunakan perangkat psikologis untuk mempersepsi orang lain.
2) Proses atribusi, mencoba untuk mengenali penyebab atau pengendali atas suatu peristiwa kepada seseorang atau sesuatu.
3) Response sets, adalah predisposisi tertentu yang dilakukan untuk menanggapi orang lain.
Selanjutnya dalam upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita telah membuat kita menerapkan sejumlah strategi, yaitu :
1) Impression management, dalam hal ini mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya.
2) Rethorical sensitivity, mengajarakan orang untuk peka terhadap diri sendiri, peka terhadap situasi, dan terutama peka terhadap orang lain.
3) Attributional respons, adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain.
4) Konfirmasi antarpribadi, adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.
Kesalahan mempersepsi sering terjadi, misal kita berceloteh, bercanda akan menyinggung orang tetapi kadang persepsi itu ada benarnya, misal persepsi tingkah laku yang sombong dianggap meremehkan orang.
Konsep diri pribadi tidak dapat dilepaskan dari mekanisme ‘pertahanan diri’. Jika ada seseorang menunjukkan emosi ekstrim seperti marah, maka dikatakan orang itu pertahanan dirinya sedang runtuh.
Konsep ‘pertahanan diri’ dikembangkan oleh Anna Freud yang bersumber dari teori Sigmund Freud bahwa kepribadian seseorang terdiri dari tiga bagian :
Id, mewakili keinginan-keinginan yang tidak disadari dan naluriah yang tidak dikekang. Tujuannya adalah pemuasan diri.
Ego, suatu kekuatan pengekangan keinginan pemuasan diri seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain supaya dapat diterima secara sosial.
Superego , merupakan struktur ketiga kepribadian yang berisi kode moral, rasa malu yang menjadi kesadaran diri.
Ketiga struktur kepribadian tersebut terus berkembang dan mengalami modifikasi sepanjang hidup manusia melalui proses internalisasi dan sosialisasi.
Adapun mekanisme pertahanan diri yang umum meliputi :
Rasionalisasi, terjadi ketika sesorang memberi alasan terhadap perilaku, yang bagi orang tersebut tampaknya sangat beralasan. Misal ungkapan ‘Saya akan berhenti merokok segera setelah saya lulus ujian.
Regresi, dicirikan secara khas oleh perilaku yang cocok untuk tahap perkembangan yang lebih awal. Misal orang dewasa masih menghisap ibu jari.
Represi, adalah penenggelaman ingatan dan perasaan (dariv kejadian masa lalu) secara tidak sadar untuk menghindari kecemasan atau perasaan bersalah. Misal orang yang mengalami peledakan bom teroris dapat kehilangan sebagian atau seluruh ingatannya terhadap peristiwa itu, tetapi bila ada peristiwa sejenis menimpa orang lain ia akan menjurus pada gejala-gejala fisiknya seperti letih atau lemah bahkan pingsan.
Pengingkaran, adalah mekanisme pertahanan yang tidakv disadari yang digunakan menyangkal terhadap kejadian-kejadian yang menimbulkan kecemasan.Misal contoh pengingkaran yang parah seorang janda masih sering menyiapkan secangkir kopi kesukaan mantan suaminya.
Identifikasi, adalah kekaguman seseorang pada orang lain sedemikian rupa sehingga ia meniru beberapa karakteristik dari orang tersebut.
Proyeksi, terjadi ketika sifat yang dikehendaki dari seseorang diberikan pada orang lain untuk menghindari hukuman.
Fantasi , adalah penggunaan imajinasi untuk membentuk citra dari sesuatu yang diinginkan oleh seseorang.
Mekanisme pertahanan diri tersebut mempunyai efek manfaat jangka pendek dalam mempertahankan harga diri dan mengurangi kecemasan serta rasa bersalah. Tetapi jika digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan distordi dari realita sehingga dapat mempengaruhi cara persepsi dan interaksi dengan orang lain.
Selanjutnya konsep diri pribadi juga ditentukan oleh sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Kepercayaan dan nilai-nilai seseorang sangat mempengaruhi sikap apa yang akan diambil pada suatu peristiwa tertentu.
Suatu sikap adalah respons terhadap sesuatu, baik dalam cara yang positif maupun negatif. Sikap mempunyai tiga unsur, yaitu :
Unsur pemikiran (kognitif)
Unsur emosional (afektif)
Unsur aksi (konatif)
Perubahan pada salah satu dari ketiga unsur sikap tersebut akan membawa perubahan pada unsur-unsur lainnya.
Suatu kepercayaan adalah keyakinan tentang kebenaran sesuatu yang didasarkan pada budaya di mana ia dibesarkan.
Suatu nilai berada pada inti diri seseorang biasanya diwujudkan dalam sistem moral atau agama yang kompleks yang ditemukan pada semua budaya dan masyarakat.
Melalui proses sosialisasi dan komunikasi interpersonal-lah orang-orang mengembangkan sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Yang pada gilirannya akan mempengaruhi keunikan cara pandang seseorang terhadap dunia. Keunikan inilah yang bertindak sebagai saringan komunikasi dan dapat menjurus ke kesalahpahaman dan kesalahan interpretasi.
Untuk terakhir dalam konsep diri pribadi ini harus ada upaya pengembangan diri. Pengembangan diri melibatkan beberapa usaha yang penting yang akan meningkatkan kemungkinan bahwa komunikasi akan menjadi efektif, uapaya-upaya tersebut meliputi :
1. Menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dalam upaya untuk mamahami orang lain dan pengalaman mereka terhadap kita.
2. Belajat menggunakan keterampilan interpersonal dengan cara yang kompeten, seimbang, dan terpadu.
3. Mengacu pada teori-teori yang terkait dalam upaya menganalisis, merefleksi, dan memproses interaksi.
4. Mengetahui dengan jelas tujuan interaksi dengan sengaja melakukan intervensi yang sesuai dengannya.
B. Transaksional
Komunikasi Interpersonal mengacu pada penilaian orang lain terhadap dirinya. Contoh : Itu dosen saya. Itu pacar saya. Itu suami saya. Kedua contoh tadi mengakui orang lain untuk kepentingan dirinya.
Komunikasi Interpersonal seringkali terjadi dengan mempertimbangkan untung rugi. Dari sebuah interaksi akan terdapat transaksi dalam komunikasi. Contoh dalam komunikasi terdapat Niat baik tetapi dipandang lain. Atau kalau ada yang Cerewet dipandang sebagai ingin mendapatkan perhatian.
Teori social exchange menjelaskan bahwa orang sebenarnya menggunakan prinsip ekonomi dalam suatu hubungan. Yaitu dengan mempertimbangkan kontribusi dan pengaruhnya terhadap kontribusi orang lain dalam hubungan tersebut.
Dalam suatu organisasi bisnis antara rasa harga diri (self esteem) dan iklim yang mendukung merupakan prasyarat transaksional bagi terciptanya suatu hubungan bisnis yang berhasil. Hubungan produktif dan profesional dalam lingkungan bisnis merupakan hal yang penting bagi tim kerja dan akan menimbulkan produktivitas yang efektif. Hubungan tersebut merupakan Komunikasi Interpersonal yang efeknya paling berhasil.
Analisis transaksional adalah lebih dari sekedar kerangka untuk menganalisis interaksi. Analisis transaksional merupakan sebuah teori kepribadian dan suatu pendekatan psikoterapeutik. Kekuatan dari teori ini terletak pada konsep-konsep yang kuat tetapi sederhana penerapannya yang luas pada hubungan manusia.
Konsep utama analisis transaksional adalah keadaan ego. Pada saat kapan pun, orang memanifestasikan sebuah bagian dari kepribadian mereka dalam sebuah pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang konsisten. Pola yang khas ini dikenal sebagai keadaan ego.
Tiga keadaan ego yang utama meliputi :
Keadaan Ego Orang Tua mengacu pada ketika orang berperilaku, berpikir dan merasa dengan cara-cara yang ia contoh dari orang tuanya sendiri atau tokoh orang tua.
Keadaan Ego Orang Dewasa mengacu pada sebuahv perilaku, pikiran dan perasaan yang langsung dan berespons sesuai dengan saat sekarang dan situasi sekarang.
Keadaan Ego Anak mengacu pada sebuah pola perilaku, pikiran dan perasaan di masa kanak-kanak yang dilakukan kembali.
Kepribadian yang sehat dan seimbang memerlukan ketiga keadaan ego tersebut : ‘dewasa’ untuk memungkinkan penyelesaian masalah, ‘orang tua’ untuk menghadapi masyarakat dan peraturan-peraturannya, sedang ‘anak’ untuk memungkinkan adanya spontanitas, kreativitas, dan intuisi. Biasanya setiap kali salah satu keadaan ego ini yang dominan.
Sifat-sifat persepsi, yaitu :
Pengalaman;
Selektif;
Penyimpulan;
Tidak akurat;
Evaluatif.
Sedangkan elemen-elemen dari persepsi, yaitu :
Sensasi/penginderaanØ
HarapanØ
Bentuk dan latar belakangØ
PerbandinganØ
Konteks.Ø
Dari elemen-elemen tersebut di atas kita akan menemukan pola, yaitu bentuk pengorganisasian yang menciptakan suatu kesatuan yang utuh.
Komunikasi Interpersonal yang efektif mensyaratkan kita untuk lebih memahami orang lain. Memahami orang lain ini ditujukan untuk :
o Mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction); dan
o Perbandingan sosial (social comparison).
Kedua hal tersebut di atas terutama dalam hal orang yang baru saling mengenal.
Dalam proses mempersepsi orang lain mencakup :
1) Implicit personality theory, mengasumsikan kita sebagai psikolog amatir yang menggunakan perangkat psikologis untuk mempersepsi orang lain.
2) Proses atribusi, mencoba untuk mengenali penyebab atau pengendali atas suatu peristiwa kepada seseorang atau sesuatu.
3) Response sets, adalah predisposisi tertentu yang dilakukan untuk menanggapi orang lain.
Selanjutnya dalam upaya untuk mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita telah membuat kita menerapkan sejumlah strategi, yaitu :
1) Impression management, dalam hal ini mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk mengarahkan persepsi orang lain terhadap dirinya.
2) Rethorical sensitivity, mengajarakan orang untuk peka terhadap diri sendiri, peka terhadap situasi, dan terutama peka terhadap orang lain.
3) Attributional respons, adalah cara lain dari penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain.
4) Konfirmasi antarpribadi, adalah tanggapan atau reaksi atas perilaku orang lain.
Kesalahan mempersepsi sering terjadi, misal kita berceloteh, bercanda akan menyinggung orang tetapi kadang persepsi itu ada benarnya, misal persepsi tingkah laku yang sombong dianggap meremehkan orang.
Konsep diri pribadi tidak dapat dilepaskan dari mekanisme ‘pertahanan diri’. Jika ada seseorang menunjukkan emosi ekstrim seperti marah, maka dikatakan orang itu pertahanan dirinya sedang runtuh.
Konsep ‘pertahanan diri’ dikembangkan oleh Anna Freud yang bersumber dari teori Sigmund Freud bahwa kepribadian seseorang terdiri dari tiga bagian :
Id, mewakili keinginan-keinginan yang tidak disadari dan naluriah yang tidak dikekang. Tujuannya adalah pemuasan diri.
Ego, suatu kekuatan pengekangan keinginan pemuasan diri seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain supaya dapat diterima secara sosial.
Superego , merupakan struktur ketiga kepribadian yang berisi kode moral, rasa malu yang menjadi kesadaran diri.
Ketiga struktur kepribadian tersebut terus berkembang dan mengalami modifikasi sepanjang hidup manusia melalui proses internalisasi dan sosialisasi.
Adapun mekanisme pertahanan diri yang umum meliputi :
Rasionalisasi, terjadi ketika sesorang memberi alasan terhadap perilaku, yang bagi orang tersebut tampaknya sangat beralasan. Misal ungkapan ‘Saya akan berhenti merokok segera setelah saya lulus ujian.
Regresi, dicirikan secara khas oleh perilaku yang cocok untuk tahap perkembangan yang lebih awal. Misal orang dewasa masih menghisap ibu jari.
Represi, adalah penenggelaman ingatan dan perasaan (dariv kejadian masa lalu) secara tidak sadar untuk menghindari kecemasan atau perasaan bersalah. Misal orang yang mengalami peledakan bom teroris dapat kehilangan sebagian atau seluruh ingatannya terhadap peristiwa itu, tetapi bila ada peristiwa sejenis menimpa orang lain ia akan menjurus pada gejala-gejala fisiknya seperti letih atau lemah bahkan pingsan.
Pengingkaran, adalah mekanisme pertahanan yang tidakv disadari yang digunakan menyangkal terhadap kejadian-kejadian yang menimbulkan kecemasan.Misal contoh pengingkaran yang parah seorang janda masih sering menyiapkan secangkir kopi kesukaan mantan suaminya.
Identifikasi, adalah kekaguman seseorang pada orang lain sedemikian rupa sehingga ia meniru beberapa karakteristik dari orang tersebut.
Proyeksi, terjadi ketika sifat yang dikehendaki dari seseorang diberikan pada orang lain untuk menghindari hukuman.
Fantasi , adalah penggunaan imajinasi untuk membentuk citra dari sesuatu yang diinginkan oleh seseorang.
Mekanisme pertahanan diri tersebut mempunyai efek manfaat jangka pendek dalam mempertahankan harga diri dan mengurangi kecemasan serta rasa bersalah. Tetapi jika digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan distordi dari realita sehingga dapat mempengaruhi cara persepsi dan interaksi dengan orang lain.
Selanjutnya konsep diri pribadi juga ditentukan oleh sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Kepercayaan dan nilai-nilai seseorang sangat mempengaruhi sikap apa yang akan diambil pada suatu peristiwa tertentu.
Suatu sikap adalah respons terhadap sesuatu, baik dalam cara yang positif maupun negatif. Sikap mempunyai tiga unsur, yaitu :
Unsur pemikiran (kognitif)
Unsur emosional (afektif)
Unsur aksi (konatif)
Perubahan pada salah satu dari ketiga unsur sikap tersebut akan membawa perubahan pada unsur-unsur lainnya.
Suatu kepercayaan adalah keyakinan tentang kebenaran sesuatu yang didasarkan pada budaya di mana ia dibesarkan.
Suatu nilai berada pada inti diri seseorang biasanya diwujudkan dalam sistem moral atau agama yang kompleks yang ditemukan pada semua budaya dan masyarakat.
Melalui proses sosialisasi dan komunikasi interpersonal-lah orang-orang mengembangkan sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Yang pada gilirannya akan mempengaruhi keunikan cara pandang seseorang terhadap dunia. Keunikan inilah yang bertindak sebagai saringan komunikasi dan dapat menjurus ke kesalahpahaman dan kesalahan interpretasi.
Untuk terakhir dalam konsep diri pribadi ini harus ada upaya pengembangan diri. Pengembangan diri melibatkan beberapa usaha yang penting yang akan meningkatkan kemungkinan bahwa komunikasi akan menjadi efektif, uapaya-upaya tersebut meliputi :
1. Menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dalam upaya untuk mamahami orang lain dan pengalaman mereka terhadap kita.
2. Belajat menggunakan keterampilan interpersonal dengan cara yang kompeten, seimbang, dan terpadu.
3. Mengacu pada teori-teori yang terkait dalam upaya menganalisis, merefleksi, dan memproses interaksi.
4. Mengetahui dengan jelas tujuan interaksi dengan sengaja melakukan intervensi yang sesuai dengannya.
B. Transaksional
Komunikasi Interpersonal mengacu pada penilaian orang lain terhadap dirinya. Contoh : Itu dosen saya. Itu pacar saya. Itu suami saya. Kedua contoh tadi mengakui orang lain untuk kepentingan dirinya.
Komunikasi Interpersonal seringkali terjadi dengan mempertimbangkan untung rugi. Dari sebuah interaksi akan terdapat transaksi dalam komunikasi. Contoh dalam komunikasi terdapat Niat baik tetapi dipandang lain. Atau kalau ada yang Cerewet dipandang sebagai ingin mendapatkan perhatian.
Teori social exchange menjelaskan bahwa orang sebenarnya menggunakan prinsip ekonomi dalam suatu hubungan. Yaitu dengan mempertimbangkan kontribusi dan pengaruhnya terhadap kontribusi orang lain dalam hubungan tersebut.
Dalam suatu organisasi bisnis antara rasa harga diri (self esteem) dan iklim yang mendukung merupakan prasyarat transaksional bagi terciptanya suatu hubungan bisnis yang berhasil. Hubungan produktif dan profesional dalam lingkungan bisnis merupakan hal yang penting bagi tim kerja dan akan menimbulkan produktivitas yang efektif. Hubungan tersebut merupakan Komunikasi Interpersonal yang efeknya paling berhasil.
Analisis transaksional adalah lebih dari sekedar kerangka untuk menganalisis interaksi. Analisis transaksional merupakan sebuah teori kepribadian dan suatu pendekatan psikoterapeutik. Kekuatan dari teori ini terletak pada konsep-konsep yang kuat tetapi sederhana penerapannya yang luas pada hubungan manusia.
Konsep utama analisis transaksional adalah keadaan ego. Pada saat kapan pun, orang memanifestasikan sebuah bagian dari kepribadian mereka dalam sebuah pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang konsisten. Pola yang khas ini dikenal sebagai keadaan ego.
Tiga keadaan ego yang utama meliputi :
Keadaan Ego Orang Tua mengacu pada ketika orang berperilaku, berpikir dan merasa dengan cara-cara yang ia contoh dari orang tuanya sendiri atau tokoh orang tua.
Keadaan Ego Orang Dewasa mengacu pada sebuahv perilaku, pikiran dan perasaan yang langsung dan berespons sesuai dengan saat sekarang dan situasi sekarang.
Keadaan Ego Anak mengacu pada sebuah pola perilaku, pikiran dan perasaan di masa kanak-kanak yang dilakukan kembali.
Kepribadian yang sehat dan seimbang memerlukan ketiga keadaan ego tersebut : ‘dewasa’ untuk memungkinkan penyelesaian masalah, ‘orang tua’ untuk menghadapi masyarakat dan peraturan-peraturannya, sedang ‘anak’ untuk memungkinkan adanya spontanitas, kreativitas, dan intuisi. Biasanya setiap kali salah satu keadaan ego ini yang dominan.
http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/04/karakteristik-komunikasi-interpersonal.html
0 komentar:
Posting Komentar